Hidup di Bawah Kemampuan Finansial

Sekitar bulan Agustus 2009, beberapa saat sebelum keberangkatan ke Singapura, aku berbincang dengan Boss ku. Aku perhatikan laptop miliknya masih laptop yang sama seperti dua tahun yang lalu. Pada perbincangan itu Boss ku berkata, “Dalam hidup ini untuk mempertahankan ketahanan finansial, kita bisa hidup di bawah kemampuan finansial”. Masuk akal juga sepertinya, jadi jika saat ini dengan gaji Rp 2 juta kita bisa hidup dengan gaya seperti orang yang gajinya Rp 1,5 juta maka kemampuan finansial akan meningkat selama dia meningkatkan juga kapasitas dan produktifitas dirinya.

Sebagai catatan, dua tahun yang lalu Boss ku hanya memiliki pegawai sebanyak 8 orang dengan jumlah pelanggan sekitar 300 orang. Dua tahun kemudian memiliki sekitar 40 orang pegawai dengan pelanggan sekitar 100o orang, dan dia masih tinggal di rumah sederhananya. Mungkin para tetangganya tidak ada yang menyangka orang yang tinggal di rumah sederhana itu hampir setiap bulan melakukan perjalanan ke luar negeri dan memiliki banyak cabang usaha.

Sempat teringat juga sebuah kutipan “Bahwa yang terpenting bukanlah terlihat kaya, tetapi benar-benar kaya.” Kekayaan terbesar bukanlah seberapa banyak  yang kita miliki, tetapi seberapa banyak yang bisa kita berikan dalam hidup ini. Sesuatu yang bisa membuat orang lain menjadi lebih baik.

– Syamsul Hadi-

Tentang syamsul hadi
Dapat dihubungi melalui email ke :syamsulhadi@live.com.

Tinggalkan komentar